Sabtu, 29 Juni 2013

Reverensi Novel "Rembulan Tenggelam di Wajahmu"

Hai teman-teman... udah lama nih aku nggak nge-post. Mumpung lagi liburan, jadi aku nyempetin diri buat nge-post. Semoga aja bermanfaat. Sebenarnya ini tugas bahasa Indonesia waktu itu. Tapi daripada terus-terusan ada di laptop dan nggak pernah diliat-liat lagi, jadi mending di post kan? Yaudah deh... Silakan dibaca reverensinya....

Perjalanan Mengenang Masa Lalu

Judul                         : Rembulan Tenggelam di Wajahmu
Pengarang                 : Tere-Liye
Penerbit                    : Republika
Kota Terbit               : Jakarta Selatan
Tahun Terbit              : 2010
Tebal Buku                : 436 halaman
Jenis Buku                 : Novel Fiksi



Namanya Rehan Raujana. Karena beberapa alasan, dia mengganti namanya menjadi Ray. Ketika itu Ray yang sudah berumur 60an mendapatkan pengalaman yang sangat luar biasa. Petualangan mengenang masa lalu. Seseorang dengan wajah menyenangkan memandunya selama petualangan mengenang masa lalu tersebut. “Ray tahukan kau, hari ini kita akan mengenang perjalanan hidupmu. Kau akan mendapatkan kesempatan hebat. Kesempatan untuk mendapatkan jawaban. Jawaban atas lima pertanyaan besar dalam hidupmu. Kau bertanya lima kali, aku menjawabnya lima kali. Semoga denga demikian kau akan mengerti banyak hal...”
Kalimat dari orang berwajah menyenangkan tersebut memulai semua perjalanan dari petualangan mengenang masa lalu tersebut. Di mulai dari tempat dia hidup semenjak dia bayi. Panti asuhan. Tempat yang sangat dibencinya karena di sanalah dia bertemu setiap hari dengan penjaga panti yang sok-suci. Seseorang yang memanfaatkan anak-anak yatim-piatu untuk mendapatkan uang. Yang kemudian uang itu akan ditabungnya untuk pergi naik haji. Di sanalah muncul pertanyaan pertama Ray.
 Beberapa peristiwa masa lalu diperlihatkan kembali di depan matanya. Saat itu, dia kabur setelah mencuri uang milik penjaga panti. Dia memutuskan untuk tinggal di terminal. Di sana dia menjalani hidup sebagai anak jalanan. Dia bisa melakukan apa yang dia mau. Di sana dia menjadi anak yang berandal. Dia senang bermain judi. Dengan uang milik penjaga panti yang dia curi, dia pergi ke lepau terminal untuk berjudi. Lalu berpindah dari lepau terminal ke ruko pedagang Cina. Pada suatu saat dia kalah berjudi. Sampai-sampai uang yang dia punya habis tanpa sisa. Akhirnya dia menghalalkan segala cara agar dia dapat uang.
Beberapa peristiwa lain pun terjadi. Hingga akhirnya dia pindah ke ibukota. Tinggal di tempat yang baru. Rumah Singgah. Tempat menyenangkan kedua dalam hidupnya. Di sana dia seperti memiliki keluarga. Keluarga yang sejak dulu diinginkannya. Keluarga yang menerimanya apa adanya. Sampai pada suatu hari, dia terlibat perkelahian hebat dengan beberapa preman yang melukai salah satu penghuni rumah singgah. Saat itu pemikiran Ray sangat sederhana. Luka dibalas luka. Darah dibalas darah. Hingga akhirnya perbuatan Ray saat itu malah berakibat buruk bagi dirinya dan orang-orang terdekatnya di kemudian hari. Saat itulah pertanyaan keduanya muncul.
Setelah kejadian itu, dia kabur. Pergi dari rumah singgah. Tinggal di sebuah kamar yang kecil di bantaran kali yang bau. Memiliki kebiasaan baru di atas tower air. Suatu saat, ketika dia sedang berada di atas tower air, dia bertemu dengan plee. Plee adalah“pedagang” yang menjual tapi tidak membeli. Dia memiliki kemampuan mengendalikan yang sangat kuat. Plee belum lama pindah ke bantaran kali tersebut. Tetapi Ray langsung bisa berteman dengannya. Berteman dengan sangat baik. Hingga suatu saat, Plee memiliki rencana yang sangat hebat dan dia menjadikan Ray sebagai partner kerjanya. Rencana itu sudah direncanakan dengan sangat baik. Bahkan mungkin sangat sempurna. Tiada kecacatan dan dapat dipastikan berhasil. Tetapi karena kesalahan yang sangat kecil, rencana itu gagal. Rencana yang sudah sangat sempurna itu gagal dalam sekejap mata. Dan kegagalan itu membuat hidup Ray menderita lagi. Sendirian lagi.
Ray  pun kembali ke kotanya yang lama. Kota dimana dia dibesarkan. Tentu saja bukan untuk kembali ke panti asuhan yang sangat dibencinya itu. Dia mencoba untuk melupakan kenangan pahit yang dia alami 6 tahun yang lalu saat bersama Plee. Tepat saat dia kembali menuju kota kecilnya dulu, dia bertemu dengan “si gigi kelinci”. Orang yang sangat mencintai dan dicintainya. Orang yang tidak bisa digantikan oleh orang lain. Orang yang bahkan untuk mendeskripsikannya, Ray tak sanggup. Dialah yang membuat hari-hari Ray menjadi lebih berharga. Tetapi karena sesuatu yang menimpa “si gigi kelinci”, muncullah pertanyaan ketiga dalam hidupnya.
Ray yang merasa hampa, mencoba untuk mencari kesibukan baru. Dengan sebongkah harta yang ditinggalkan Plee, dia mencoba membuat hal yang baru. Mencari kesibukan yang baru. Dahulu pekerjaannya menjadi kepala mandor. Sekarang dia menjadi pemilik gedung. Dengan tatapannya yang tajam dan kemampuannya dalam mengendalikan orang lain, dia dapat membuat bisnisnya menggurita. Mengalahkan taipan-taipan licik yang dibencinya. Tetapi apakah dengan memiliki gedung dan bisnis yang menggurita dapat membuat hidupnya bahagia?
Novel ini tidak terlalu berbeda dengan novel karya Tere-Liye yang lain. Yaitu Hafalan Shalat Delisa dan Bidadari-Bidadari Surga. Dari kesemua novel tersebut mengajarkan kita akan arti kehidupan. Bahwa bagaimanapun kehidupan kita, kita harus tetap bersyukur dan menerimanya dengan ikhlas. Percaya bahwa Tuhan memiliki rencana yang baik di balik cobaan-cobaan yang kita hadapi. Novel ini juga mengajarkan kita bahwa hidup adalah sebab-akibat. Apa yang kita lakukan bisa jadi menjadi sebab bagi kehidupan orang lain. Segala yang kita lakukan saat ini, menjadi sebab bagi kehidupan kita di masa depan. Hal itu diungkapkan pengarang dengan sangat baik. Membuat kita mengerti tanpa merasa digurui. Membuat kita lebih bijaksana dalam menjalani hidup.
Sayangnya kertas yang dipakai pada novel ini masih kurang bagus. Kertasnya tipis meski tidak setipis kertas koran. Sedikit buram tapi lebih terang dibandingkan kertas koran. Sampulnya juga tidak menggunakan sampul yang hard-cover. Jadi kalau kita harus hati-hati kalau tidak ingin sampulnya terlipat ataupun rusak. Tetapi desain sampulnya cukup bagus sehingga dapat menarik kita untuk membaca novel ini. 






Nah... Semoga bermanfaat...
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar